Saat itu Ibukota masih mencekam, situasi Jakarta masih tegang karena pemerintah memberlakukan jam malam.
Lewat dini hari pada 14 September 1966, saya terlahir ke dunia setelah Ibu saya melewati perjuangan mengandung selama 10 bulan. Ya, saya lebih lama di dalam kandungan dibandingkan bayi pada umumnya.
Saya lahir dengan nama asli Macan, diambil dari judul film “Macan Kemayoran” yang dibintangi ibu saya. Kemudian kakek saya menambahkan nama depan Yusuf dengan harapan agar saya dapat menjadi orang yang bijak. Maka nama lengkap saya Yusuf Macan Effendi.
Adapun nama Dede merupakan panggilan kesayangan keluarga kepada saya. Namun nama itu justru kelak menjadi nama panggung sekaligus nama populer saya, Dede Yusuf.
Saya anak kedua dari pasangan Tammy Effendi (alm) dan Rahayu Effendi. Ayah saya mantan direktur Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, ibu saya aktris senior perfilman nasional. Kakak saya bernama Bob Sulaeman Effendi.
Kami tumbuh dalam dua kebudayaan berbeda, Ayah saya berdarah campuran Minang-Eropa. Kakek berasal dari Koto Gadang, Bukittinggi, Sumatera Barat. Sedangkan nenek berasal dari Eropa. Adapun ibu saya berdarah Sunda, kakek dari Ciamis dan nenek dari Bogor.
Ibu saya memiliki keluarga besar berlatar politik, adik lelakinya bernama Agus Utara pernah menjabat Bupati Bogor. Lalu adik iparnya Aang Hamid Suganda menjadi Bupati Kuningan.
Selanjutnya Uce Choeriah, adik perempuan ibu saya juga pernah terpilih sebagai Bupati Kuningan. Maka tidak heran jika saya pun memilih terjun ke dunia politik.
Saya menikah dengan Sendy Ramania Wurandani pada 1999. Istri saya berdarah Jawa lahir di Bandung pada 14 Desember 1974. Dia adalah seorang insinyur yang cantik dan pintar, kami berkuliah di perguruan tinggi yang sama yaitu di Universitas Trisakti Jakarta. Namun perkenalan kami sudah jauh lebih lama, yaitu sejak ia masih duduk di bangku SMA Tarakanita. Kala itu saya melatih Taekwondo di sekolahnya.
Alhamdulillah, Allah SWT mempersatukan kami & mengaruniai dua putri yaitu Alifiya Arkana Paramita (Lifi) dan Kaneishia Lathifa Zahra (Neishia). Lifi saat ini kuliah di Birmingham, Inggris. Sedangkan Neisha kuliah di Universitas Indonesia (UI).
Saat ini istri saya aktif dalam berbagai organisasi sosial semisal Yayasan Kesehatan Payudara Jawa Barat dan Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB) dan ‘Jejaring Pecinta Tenun Jawa Barat’. Meski aktif, ia tidak meninggalkan kodratnya sebagai ibu rumah tangga.
Pendidikan saya tempuh sejak SD hingga SMA di Ibukota, yaitu SD Budi Waluyo (1978), SMP Budi Waluyo (1981), dan SMA 6 Bulungan (1984). Saya sempat kuliah di Universitas Trisakti Jakarta namun tidak selesai.
Gelar sarjana tehnik saya raih di Universitas Muhammadiyah Jakarta (2010). Lalu gelar magister ilmu pemerintah didapatkan dari Universitas Padjajaran Bandung (2014). Di perguruan tinggi yang sama juga berhasil menyelesaikan doktoral ilmu kebijakan publik pada tahun 2021 dengan predikat cumlaude.
Saat itu Ibukota masih mencekam, situasi Jakarta masih tegang karena pemerintah memberlakukan jam malam.
Lewat dini hari pada 14 September 1966, saya terlahir ke dunia setelah Ibu saya melewati perjuangan mengandung selama 10 bulan. Ya, saya lebih lama di dalam kandungan dibandingkan bayi pada umumnya.
Saya lahir dengan nama asli Macan, diambil dari judul film “Macan Kemayoran” yang dibintangi ibu saya. Kemudian kakek saya menambahkan nama depan Yusuf dengan harapan agar saya dapat menjadi orang yang bijak. Maka nama lengkap saya Yusuf Macan Effendi.
Adapun nama Dede merupakan panggilan kesayangan keluarga kepada saya. Namun nama itu justru kelak menjadi nama panggung sekaligus nama populer saya, Dede Yusuf.
Saya anak kedua dari pasangan Tammy Effendi (alm) dan Rahayu Effendi. Ayah saya mantan direktur Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, ibu saya aktris senior perfilman nasional. Kakak saya bernama Bob Sulaeman Effendi.
Kami tumbuh dalam dua kebudayaan berbeda, Ayah saya berdarah campuran Minang-Eropa. Kakek berasal dari Koto Gadang, Bukittinggi, Sumatera Barat. Sedangkan nenek berasal dari Eropa. Adapun ibu saya berdarah Sunda, kakek dari Ciamis dan nenek dari Bogor.
Ibu saya memiliki keluarga besar berlatar politik, adik lelakinya bernama Agus Utara pernah menjabat sebagai Bupati Bogor. Lalu adik iparnya Aang Hamid Suganda menjadi Bupati Kuningan.
Selanjutnya Uce Choeriah, adik perempuan ibu saya juga pernah terpilih sebagai Bupati Kuningan. Maka tidak heran jika saya pun memilih terjun ke dunia politik.
Saya menikah dengan Sendy Ramania Wurandani pada 1999. Istri saya berdarah Jawa lahir di Bandung pada 14 Desember 1974. Dia adalah seorang insinyur yang cantik dan pintar, kami berkuliah di perguruan tinggi yang sama yaitu di Universitas Trisakti Jakarta. Namun perkenalan kami sudah jauh lebih lama, yaitu sejak ia masih duduk di bangku SMA Tarakanita. Kala itu saya melatih Taekwondo di sekolahnya.
Alhamdulillah, Allah SWT mempersatukan kami & mengaruniai dua putri yaitu Alifiya Arkana Paramita (Lifi) dan Kaneishia Lathifa Zahra (Neishia). Lifi saat ini kuliah di Birmingham, Inggris. Sedangkan Neisha kuliah di Universitas Indonesia (UI).
Saat ini istri saya aktif dalam berbagai organisasi sosial semisal Yayasan Kesehatan Payudara Jawa Barat dan Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB) dan ‘Jejaring Pecinta Tenun Jawa Barat’. Meski aktif, ia tidak meninggalkan kodratnya sebagai ibu rumah tangga.
Pendidikan saya tempuh sejak SD hingga SMA di Ibukota, yaitu SD Budi Waluyo (1978), SMP Budi Waluyo (1981), dan SMA 6 Bulungan (1984). Saya sempat kuliah di Universitas Trisakti Jakarta namun tidak selesai.
Gelar sarjana tehnik saya raih di Universitas Muhammadiyah Jakarta (2010). Lalu gelar magister ilmu pemerintah didapatkan dari Universitas Padjajaran Bandung (2014). Di perguruan tinggi yang sama juga berhasil menyelesaikan doktoral ilmu kebijakan publik pada tahun 2021 dengan predikat cumlaude.