Jakarta – Penggunaan Rara Istiati Wulandari sebagai pawang hujan pada pagelaran MotoGP di Mandalika disebut sebagai langkah tidak percaya diri dengan teknologi.
Hal ini ditegaskan oleh Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf Macan Effendi. Kata dia, adanya pawang hujan bentuk dari kekhawatiran berlebihan.
Ia mengatakan bahwa Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) pasti sudah melakukan rekayasa cuaca dengan tehnologi untuk menangkal hujan.
“Saya menduga rekayasa cuaca sudah dilakukan secara teknologi oleh BMKG, atau mungkin menggunakan juga badan riset. Namun karena kekhawatiran yang berlebih, maka ketika ada tawaran menggunakan jasa pawang hujan dicoba juga. Dan inipun pasti berbayar,” katanya saat dihubungi Populis.id pada Rabu (23/03/2022).
“Jadi sebetulnya lebih karena panitia pelaksana kurang yakin dengan kemampuan teknologi yang ada,” sambung Politisi Partai Demokrat.
Ia juga menyoroti aksi Rara yang dilakukan secara vulgar sehingga menjadi sorotan nasional dan internasional.
“Pawang hujan biasanya tidak terang-terangan, memang kalau dampak sih belum ada. Tapi untuk sebuah event yang dibiayai triliunan dari negara, baiknya semua harus sesuai tatanan olahraga internasional juga. Karena ini adalah agenda resmi Dorna, Jadi kita pun harus menghargai penyelenggara internasionalnya,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menilai seluruh materi pendukung event sekelas MotoGP kemarin tidak bermasalah alias sah-sah saja. Namun, Dede kembali menekankan tentang aksi Rara yang seharusnya tak memancing perhatian banyak orang, cukup dilakukan dengan senyap. “Prinsipnya, semua bantuan termasuk pawang bisa dilakukan asal tidak demonstratif. Bisa dilakukan dengan silent sehingga tidak menjadi sorotan berlebihan,” pungkasnya.